Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2016

Gunung Papandayan; Kala Garut Menyapa

Pagi tiba. Saatnya beraksi. Perjalanan menuju kota Garut dapat ditempuh selama 8 jam dari Jakarta. Menggunakan bus Primajasa adalah salah satunya dan bus ini terbilang bus pavorit untuk jurusan Jakarta-Garut. Harga yang murah tanpa adanya kelebihan harga merupakan keputusan pembelian yang terbaik.  Dibandingkan bus lain, Primajasa selalu ramai oleh penumpang, baik penumpang yang duduk maupun penumpang yang berdiri.  Penumpang yang berdiri pun merasa senang walau menderita akibat kehabisan tempat duduk, mereka selalu tersenyum sambil mata melirik tajam ke arah penumpang yang duduk. Bagi mereka slogan angkat pantat hilang tempat dapat diaplikasikan pada bus ini. Tak perduli kaki gemeteran akibat terlalu lama berdiri karena bisa ke Garut dengan harga tiket bus yang tetap merupakan kepuasan tersendiri. Penumpang untung, perusahaan Primajasa pun ikut untung. Di Garut berdiri gagah 3 gunung yaitu Gunung Papandayan, Gunung Guntur, dan Gunung Cikuray, akrab disebut denga...

Pesona Gunung Rinjani Lombok.

Cuaca cerah sore hari di desa Sembalun menjadi saksi awal perjalananku menuju puncak tertinggi ke-3 di Indonesia. Perjalanan yang telah lama aku idamkan dan terus menjadi mimpiku yang akan aku realisasikan ketika aku sudah cukup mapan untuk berpetualang kesana. Perjalanan yang memberikan banyak pelajaran buat diriku tentang arti kehidupan. Keramahan suku Sasak, indahnya danau Segara Anak, hangatnya sumber air panas, dan panjangnya jalur pendakian yang berdebu mewarnai perjalananku saat ini. Tepat tanggal 31 agustus 2012 cerita ini dimulai. Awan cerah desa Sembalun menyambut kedatangan ku. Hamparan ladang warga dan hijaunya ilalang pegunungan membuat semangat ku begitu membara untuk mendaki gunung ini. Di pos pendakian, aku mengurus perizinan dan hanya dengan HTM Rp 10.000,- aku mendapatkan fasilitas asuransi, kartu tanda masuk, pendakian sepuasnya dan indahnya panorama alam gunung ini. Jam menunjukkan pukul 16.30 WITA, aku bergegas untuk melanjutkan perjalanan menuju pos 2 k...

Suatu hari nanti

Suatu hari nanti.... Kamu akan mengenali sosokmu sendiri, Suatu hari nanti... Perasaan ini akan mengakui,  Suatu hari nanti... Kamu terbangun dari dunia khayalmu, Suatu hari nanti... Tuhan akan mempertemukan kita kembali, Suatu hari nanti.. Kamu akan menyadari bahwa pintu keluarnya telah dikunci, Suatu hari nanti.. Kisah saat ini hanya akan menjadi catatan usang, Disuatu hari nanti...

Pulau Biawak; Sisi Lain Pariwisata Kabupaten Indramayu

16 November 2012 pukul 16.00 wib adalah awal dari sebuah perjalanan ini. Sebuah perjalanan yang takkan terhapus oleh ruang dan waktu. Sebuah perjalanan yang akan menjadi bagian sejarah hidupku. Perjalanan yang melewati beberapa kota, kabupaten dan beberapa provinsi ini akan dikenang selamanya sebagai perjalanan sang waktu. Perjalanan ini dimulai dari terminal lebak bulus menggunakan bus jurusan Jakarta-Kuningan dengan lama perjalanan sekitar 5 jam dan berbiaya Rp 35.000,-. Pagi 17 November 2012. Sang mentari mulai menyinari daerah Indramayu yang terkenal dengan buah mangga. Bunyi knalpot motor mio kawanku mulai meraung dan aku bersiap-siap untuk menuju ke Universitas Wiralodra, Indramayu. Organisasi Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Wiralodra lah yang mengadakan perjalanan selama 3 hari menuju Pulau Biawak dengan tema “Workshop Nasional Terumbu Karang II”. Waktu tempuh dari rumah kawanku menuju Univ. Wiralodra memakan waktu sekitar 1 babak sebuah pertandingan Sepak Bola.  S...

Ulasan Buku Critical Eleven: Yang kamu lakukan ke aku itu, jahat !

Mulutmu harimaumu. Mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan konflik pada buku Critical Eleven. Buku ini mengisahkan tentang jalan percintaan seorang wanita yang berkarir dibidang konsultan bisnis, bernama Anya dengan Ale seorang pria tampan yang bekerja disebuah kilang minyak di Teluk Meksiko. Mereka menikmati masa perkenalan hingga menikah layaknya sepasang kekasih yang sedang mabuk asmara. Hari-hari mereka begitu indah. Perkenalan yang singkat di pesawat merubah hidup mereka. Ale yang bekerja di tengah laut dengan durasi kerja 30 hari di laut dan 30 hari di darat sangat menikmati hidupnya semenjak perkenalan dia dengan Anya.  Setiap ada kesempatan untuk pulang dia selalu pulang ke Indonesia untuk bisa bertemu dengan Anya. Sampai akhirnya mereka pun menikah dan Anya hamil. Memasuki usia kandungan 9 bulan ada yang tidak beres dengan janin yang dikandung Anya. Si Bayi kecil bernama Aidan yang selama ini diidamkan untuk mengisi hari-hari mereka meninggal didalam kandung...

Sudut Perpustakaan

Hari itu langit cerah, perasaanku pun rasanya tidak karuan. Berkali-kali ku pandangi layar telpon genggamku. Iya, aku memang sedang menunggu sebuah pesan dari seorang lelaki yang baru ku kenal sekitar satu bulan yang lalu. Hari ini kami membuat kesepakatan untuk bertemu kedua kalinya di perpustakaan kampus. Lelaki itu bernama Kodir, seseorang yang aku kenal dari sebuah acara yang diselenggarakan oleh unit kegiatan mahasiswa yang aku tekuni. Kami dipertemukan satu bulan yang lalu. Selanjutnya bertukar pesan melalui media sosial, Lalu bertukar no telp selanjutnya semakin intens berkabar di aplikasi chatting dan hari ini kami memutuskan bertemu. Rasanya hati ini mengharu biru. Deg-degan, tak henti aku terus memandangi kaca setiap kali ku pergi ke kamar kecil. Mempersiapkan diri sebaik mungkin agar pertemuan ini menjadi berarti. Bagaimana pun Aku harus bangkit kembali, menata hati, percaya diri setelah disakiti dan yakin kalau Aku layak dicintai dan tidak pantas untuk disia-s...

antara aku, kau, dan bekas pacarmu

Malam itu, gerimis masih membasahi tanda-tanda hujan deras baru saja berlalu. Sophie masih terdiam di teras rumah, matanya masih nanar memandang langit selepas diguyur hujan. Pikiran Sophie masih melayang, dia masih teringat pertengkarannya dengan Ghani. Ghani, sosok lelaki yang sudah mengisi hari-harinya 6 bulan terakhir ini.  Sore hari sebelum pertengkaran terjadi.  "Mas, malam ini Kamu jadi kan jemput aku? kamu ngga lupa kan kalau kita ada janji makan malam dengan keluarga aku?" ucap Sophie melalui percakapan telepon sore itu. "Iya sayang, nanti Mas Ghani selepas pulang kantor langsung menuju kantor kamu ya" jawab Ghani. Tak lama setelah Ghani menutup telepon Sophie, tiba-tiba henpon Ghani berdering kembali, awalnya ada rasa enggan untuk Ghani menjawab panggilan tersebut. Tetapi rasa penasaran mengalahkan rasa keengganan tersebut.  "Hallo, Ghani....", terdengar suara wanita yang sudah sangat ia kenal. "Raras??" ucap Ghani ...

Si Pria Sunyi

Suara ketukan pintu memecah kesunyian. Seorang pria yang sedaritadi duduk termenung hanya diam tanpa sedikitpun beranjak dari kasur lantainya. Tak ada kata tak ada nada, suasana sunyi tetap menyelimuti ruangan ini. Sesekali ia mengubah posisi duduk menjadi posisi tidur. Rentangan kedua tangan saat dalam posisi tidur seakan menandakan ia butuh ketenangan, ketenangan dalam berfikir, ketenangan dalam bersikap dan ketenangan dalam menjalani hidup. Suara ketukan pintu kembali terdengar, pria tersebut tetap enggan untuk bersuara. Pejaman mata dan helaan nafas yang panjang seakan itu sebuah pesan kepada si pengetuk pintu bahwa pria tersebut tak ingin diganggu. Lampu ruangan yang temaram menambah kesunyian. Entah apa yang ada dipikirkan pria itu sehingga enggan tuk membukakan pintu. Ketukan pintu kembali terdengar, ini adalah ketukan pintu yang ketiga. Dengan langkah lunglai pria itu beranjak dari kasur lantainya. Hanya menggunakan kaos oblong warna putih bertuliskan 'Ajudan Presiden'...

Perempuan

Perempuan, Perempuan itu memojokan dirinya disudut yang gelap. Sudut dimana tak seorangpun ingin melihatnya. Tetapi, perempuan itu masih tak bergeming. Dia masih mematung, membisu dan acuh. Perempuan itu terpenjara dalam angannya. Angan yang indah baginya, tetapi tidak untuk orang lain.  Perempuan itu gamang, haruskah dia diam semakin membisu? atau dia menyerah, mengikuti arus hidup yang sedang menantinya. Perempuan itu, kemudian terduduk lemas. Diotaknya, berkecamuk ribuan pertanyaan tentang kehidupan. Dihatinya bergejolak nafsu menguasai kehidupan. Tapi, lagi-lagi harapannya hanya mimpi usang. Karena pada akhirnya dia hanya mampu duduk dipojok sudut gelap. Perempuan itu terpenjara dalam dunianya. Dunia indah yang bagi orang lain hanya bualan. Dunia dongeng yang hanya akan diingat saat masa kanak-kanak. Perempuan itu pun pada akhirnya akan kembali diam.