Skip to main content

Pesona Gunung Rinjani Lombok.



Cuaca cerah sore hari di desa Sembalun menjadi saksi awal perjalananku menuju puncak tertinggi ke-3 di Indonesia. Perjalanan yang telah lama aku idamkan dan terus menjadi mimpiku yang akan aku realisasikan ketika aku sudah cukup mapan untuk berpetualang kesana. Perjalanan yang memberikan banyak pelajaran buat diriku tentang arti kehidupan. Keramahan suku Sasak, indahnya danau Segara Anak, hangatnya sumber air panas, dan panjangnya jalur pendakian yang berdebu mewarnai perjalananku saat ini.

Tepat tanggal 31 agustus 2012 cerita ini dimulai. Awan cerah desa Sembalun menyambut kedatangan ku. Hamparan ladang warga dan hijaunya ilalang pegunungan membuat semangat ku begitu membara untuk mendaki gunung ini. Di pos pendakian, aku mengurus perizinan dan hanya dengan HTM Rp 10.000,- aku mendapatkan fasilitas asuransi, kartu tanda masuk, pendakian sepuasnya dan indahnya panorama alam gunung ini. Jam menunjukkan pukul 16.30 WITA, aku bergegas untuk melanjutkan perjalanan menuju pos 2 karena tagetku adalah sampai di pos 2 untuk bermalam disana.

Dari pintu masuk pendakian sampai pos 1 jalan masih landai dan aku berhati-hati di takutkan nyasar karena banyak jalan yang bercabang. Pesan dari seorang porter yaitu “ikutin jalur yg rada jelas yah bang, dan jalurnya ke pos 1 ngelewatin jembatan. klo pos 2 ad di kiri jalur deket jembatan”. Pesan itu selalu aku ingat karna aku buta jalur dan aku hanya mengandalakan informasi yang aku dapatkan dari penjaga pos pendakian dan situs internet.



Hamparan ilalang yang sudah mulai mengering ditambah cerahnya cuaca semakin memanjakan mata ini untuk tak jemu2nya memandang alam bumi Indonesiaku. Memotret keindahan alam gunung ini seperti tak ada habisnya walaupun sudah menghabiskan memori 1gb. Tak terhitung berapa jumlah lontaran kata “indah bgt nih coy” aku ucapkan dan  tak ada habisnya untuk memuji keindahan ciptaan Allah SWT.

Tak terasa hari mulai gelap dan aku masih dijalur pendakian. Terlihat sebuah bangunan yang terbuat dari besi masih berdiri kokoh di sisi kanan jalur pendakian. Inilah pos 1. Tak lama aku disini karena cuaca mulai gelap dan aku melanjutkan perjalanan ke pos 2 yang aku sendiri tidak tahu entah dimana pos itu berada. Lelah langkah kaki semakin memperlambat gerakanku, beratnya ransel turut berperan aktif memperlambat jalanku. 

Terlintas dipikiranku untuk bermalam dijalur karena sudah letihnya badanku ini dan ternyata sekitar 30 menit berjalan akhirnya bertemu dengan pos 2 di sisi kiri jalur dekat jembatan. Lega rasanya berjumpa dengan pos 2 karena aku bisa beristirahat untuk meneruskan perjalalanan esok hari yang pasti sangat menguras tenaga dan mental.

Gunung Rinjani merupakan gunung tertinggi ketiga di Indonesia setelah Cartenz Pyramid di Papua dan Gunung Kerinci di Jambi. Gunung yang mempunyai ketinggian 3762 Mdpl ini mempunyai berbagai macam surga dunia antara lain Danau Segara Anak dan Sumber air panas. Gunung Rinjani seperti permata yang selalu diburu oleh semua pendaki dari seantereo negeri Indonesia karena terkenal dengan keindahan alamnya.

Saban tahun gunung ini selalu ramai dikunjungi oleh pendaki lokal maupun mancanegara. Gunung  yang terkenal dengan legenda Dewi Anjani ini pun menjadi salah satu sumber mata pencarian bagi masyarakat sekitar dengan menjadi pemandu wisata maupun  porter.

01 September 2013. Hembusan angin dingin gunung Rinjani membangunkanku dari hangatnya suhu di dalam tenda. Segala aktifitas aku lakukan sebelum mulai pendakian. berdoa merupakan menu wajib sebelum meneruskan perjalanan menuju tempat camp yaitu di Pelawangan sembalun. Aku pun kembali meneruskan sisa perjalanan impian ini.

Sekali lagi, aku disuguhkan pemandangan yang indah. Padang savana yang mulai mengering takkan melunturkan keindahan alam gunung Rinjani. Berfoto merupakan momen yang takkan aku lewatkan karena sebagai kenangan dan cerita yang akan ku ceritakan ke anak-anakku kelak.

Jalur pendakian yang memutar, jauh dan berdebu sangat menguras tenagaku karena selain menjaga keseimbangan tubuh agar tetap berkonsentrasi aku juga mesti menjaga pernafasan agar tidak terengah2 karena sebagian wajahku ditutup oleh masker yang ternyata menyulitkanku untuk bernafas secara normal. 

Terlihat beberapa pendaki asing mulai turun dari gunung. Mereka dengan begitu santainya berjalan membelah coklatnya padang savana gunung Rinjani. Sesekali mereka tersenyum kepadaku dan berkata “tetap semangat yaah” dengan logat Indonesia yang belum fasih.

Tibalah di jalur pendakian yang begitu terkenal dengan nama bukit penyesalan. Jalur ini melewati beberapa bukit dan membuat siapapun akan mengucapkan kata “nyampenya kapan nih??”. Setiap pendaki yang beristirahat bersama aku selalu mengatakan kata2 itu dan itu bagiku sebagai rintangan yang harus aku hadapi sebelum mencapai puncak impian. Di jalur ini tidak ada air karena sumber air, adanya  di Pos 2 tadi dan di Pelawangan Sembalun yang merupakan tempat camp.

Akhirnya, aku sampai juga di puncak punggungan Pelawangan Sembalun dengan keringat yang mengalir disekujur tubuhku ini. Disana tertulis papan petunjuk bahwa tempat ngecamp di Pelawangan Sembalun ke arah kiri. Dengan wajah sumringah aku berjalan dengan begitu cepat agar cepat sampai di tempat camp. Perjalanan menuju tempat camp dari puncak punggungan akan disungguhkan pemandangan Danau Segara Anak disebelah barat dan puncak Gunung Rinjani disebelah timur.

Di tempat camp pelawangan Sembalun sumber air berada di arah timur sekitar 100meter jauhnya. Dan  disini pula banyak monyet yang sedang bermain dan sewaktu2 bisa mencuri apa saja yang ada di tenda apabila kita lengah. Dengan sebelah barat panorama alam danau Segara Anak bisa dijadikan tempat foto2 yang bagus sambil menikmati sunset dan meminum segelas kopi maupun susu hangat.

Aku mulai melakukan aktifitas sebelum istirahat untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak impian.

02 September 2012 pukul 03.00 WITA. Suara kaki para pendaki membuat aku terbangun. Udara dingin mulai menembus jaketku yang memang pada waktu itu aku melapisi dengan 2 baju hangat. Aku mulai melakukan pendakian menuju puncak Rinjani, sebuah puncak impianku selama ini. Jalan menuju puncak sangat berdebu dan berpasir. 

Berjalan 3 langkah turun 2 langkah. Betapa sulitnya berjalan di jalur yang berpasir ini.



Sampai di atas punggungan aku beristirahat untuk mengembalikan energiku yang terkuras tadi. Perjalananku ke puncak Rinjani masih jauh sekitar 2 jam lagi dengan kondisi tubuh yang fit. Dikiri jalur pemandangan luas ke arah kota Lombok dan disebelah kanan pemandangan danau Segara Anak. Perjalanan dilanjutkan dengan dipayungi oleh sinar rembulan. 

Baru kali ini aku berjalan tanpa alat penerangan menuju puncak karena terangnya sinar rembulan mengalahkan sinar senterku.

Jalur berpasir menyulitkanku melangkah dan sangat menguras energi. Sang surya pun mulai terbit tapi aku masih dijalur. Seorang pendaki menyapaku dan berkata “santai aja bang jalannya, walaupun lambat yg penting nyampe puncak”.Dengan tenaga sisa aku kuatkan langkah ini agar bisa mencapai puncak impian. Sayang seribu sayang tubuhku mulai melemah, kepalaku terasa pusing dan akupun muntah dijalur. 

Walaupun dengan berbagai semangat yang dilontarkan oleh beberapa pendaki tetap saja tubuhku melemah. Aku mencoba tuk melanjutkan perjalanan tetapi tetap saja tak kuasa aku menahan rasa pusingku ini. Untuk menghindari hal2 yang tak aku inginkan aku memutuskan untuk tidak sampai puncak walaupun puncak Rinjani sudah didepan mata yang kira2  30menit lagi sudah sampai.

Puncak yang aku impikan langsung begitu saja musnah dalam hitungan menit karena  kondisi badanku sudah tidak memungkinkan. Akupun turun kembali ke camp. Aku hanya bisa berdoa semoga aku bisa kembali menuju puncak idamanku ini.

Pasca turun ke Pelawangan Sembalun, aku melannjutkan perjalanan ke danau Segara Anak yang disebut2 sebagai surga gunung Rinjani. Perjalanan kesanah melewati turunan yang tajam dan terjal. Butuh kefokusan agar tidak jatuh dan tidak mencelakakan diri sendiri. Panorama alam yang disugguhkan dalam perjalanan turun ini adalah tebing2 yang menjulai tinggi dan gunung Jari Baru yang letaknya berada di tengah danau Segara Anak.


Dengan langkah gontai dan tak beraturan, akupun sampai di danau Segara Anak. Danau yang hanya bisa aku pandangi melalui layar kaca maupun internet, sekarang dapat aku saksikan dengan mata kepalaku sendiri dan ini sungguh nyata tanpa rekayasa maupun editan photoshop. Aku bersyukur bisa menikmati indahnya alam gunung Rinjani yang begitu mempesona. Tak jemu2nya aku mengeluarkan kata-kata “mantaabss” yang memang ditunjukkan oleh keindahan alam gunung Rinjani.



Memang, mendaki gunung merupakan hal yang menyenangkan karena kita begitu dekat dengan alam dan dapat merasakan indahnya taburan bintang dilangit, birunya dinding langit, kerennya berjalan diatas awan dan keindahan alam lain yang akan membuat mata kita seperti tak mau berkedip walaupun hanya sedetik.

02 September 2012. Hari ini adalah hari terakhir aku di gunung. Berat rasanya meninggalkan gunung Rinjani yang menyimpan berbagai macam pesona alam. Aku bersiap turun menuju jalur Senaru yang merupakan jalur dari sebelah barat. Jalur menuju pelawangan Senaru melewati danau Segara Anak dan setelah itu akan dihadapkan dengan jalur menanjak yang terjal dan berbatu. Aku berjalan dipinggiran tebing yang disebelah kiri jurang. Beban ranselku berkurang tapi tetap saja pahaku seperti enggan untuk melangkah. Sesekali aku beristirahat untuk mengatur nafas agar tidak terengah-tengah

Di pelawangan Senaru, panorama alam yang disungguhkan adalah kota Lombok dan danau Segara Anak. Aku seperti mimpi berada disitu. Tak lama aku beristirahat di pelawangan Senaru, aku langsung turun karena waktu sudah menunjukkan jam 12.00 WITA.

Turun lewat jalur senaru tidak begitu terjal dan malah bisa dibilang landai. Jalurnya hampir sama dengan jalur gunung Gede-Pangrango via Cibodas yaitu sepanjang jalur ditutupi oleh pepohonan yang rindang dan menyejukkan kepala. Sepanjang jalur ini tidak ada air jadi aku membawa bekal air dari camp danau Segara Anak. Tak banyak pemandangan yang masuk kategori indah dengan nilai 9 disepanjang jalur ini karena tertutup oleh rimbunnya pepohonan.

Baterai kamera ku sudah hampir habis dan otomatis momen indah di gunung Rinjani akan terlewati tanpa adanya sebuah jepretan foto tapi baterai otakku takkan habis untuk merekam setiap momen indah di gunung tempat bersemayamnya legenda Dewi Anjani. Banyak cerita yang terkuak dan menjadi pengalaman hidupku yang akan kuceritakan kepada anak dan cucuku kelak.




Comments

Popular posts from this blog

Informasi Biaya Persalinan Di RS Brawijaya Bojongsari Depok

Memilih tempat persalinan bagi ibu hamil jaman now bisa dikatakan gampang-gampang susah. Terlebih bagi pasangan muda yang akan mempunyai anak pertama. Banyak pertimbangan mengenai tempat persalinan. Pilihan lokasi yang dekat dengan rumah, akses menuju fasilitas kesehatan yang memadai, kenyamanan lokasi, apakah bisa menggunakan asuransi kantor maupun asuransi BPJS atau tidak, serta yang paling utama adalah biaya yang murah. Dok. Depok Pos Kali ini gue akan memberikan informasi bagi kalian yang sedang membutuhkan informasi biaya persalinan rumah sakit di sekitaran daerah Sawangan, Bojongsari, Depok. Beberapa hari yang lalu gue bersama istri mengecek kandungan rutin di Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya Hospital yang terletak di Bojongsari, Depok. Rumah sakit ini mempunyai interior yang oke punya, bisa dikatakan ini rumah sakit yang mengusung konsep kekinian. Rumah sakit ini sangat Instagram-able karena paduan warna cat merah jambu dengan ungu menjadikan bangunan ini s...

Cara Bayar Karcis Parkir Menggunakan Aplikasi OVO

Ada satu kejadian hari ini menurut gue mesti diberitahu ke khalayak ramai. Menurut gue ini penting walaupun bagi mereka yang tahu ya tidak penting-penting amat. hanya saja gue ingin berbagi pengetahuan tersebut agar orang-orang yang tidak tahu menjadi tahu atau subjek yang gue maksud dalam tulisan ini bisa menjadi evaluasi bagi mereka. Hari ini gue mengantar istri untuk mengikuti test masuk sekolah pascasarjana di sebuah universitas swasta di Jakarta. Sebut saja Universitas Pelita Harapan. Lokasi kampus ini berada di sebuah pusat perbelanjaan didaerah Semanggi. Yaps tepat, Plasa Semanggi nama gedung tersebut. Kampus yang asik untuk kuliah karena berada di jantung kota Jakarta dan akses transportasi yang memadai dari segala penjuru kota. Seperti biasa gue memacu motor Honda Vario untuk mencapai kesana. Selain mempercepat waktu, penggunaan motor juga bisa mengirit keuangan dibandingkan menggunakan mobil. Biaya operasional menggunakan mobil itu tinggi, jadi bijaklah ketika kelua...

Short Escape Ke Puncak Bogor Dengan Kereta Commuter Line

Tulisan kali ini gue akan membagikan pengalaman pergi ke Puncak Bogor menggunakan alat transportasi umum. Puncak Bogor. Kawasan wisata yang terletak di perbatasan daerah Bogor dengan Cianjur ini sudah tak asing lagi bagi warga Jabodetabeka untuk melakukan perjalanan wisata. Baik itu wisata kuliner, wisata alam, hingga wisata birahi disajikan lengkap disana. Mau berbiaya murah ataupun berbiaya mahal semua disajikan lengkap dengan menu istimewah, yang terpenting dapat disesuaikan dengan isi kantong kita. Untuk mencapai kesana ada berbagai macam cara salah satunya adalah menggunakan kereta api  commuter line  Pengalaman gue ke Puncak Bogor menggunakan kereta api ternyata lebih mengasyikan. Lebih asik ketimbang naik mobil pribadi, dengan catatan tidak membawa banyak barang macam mau pindah rumah. Untuk membawa keluarga menurut gue tidak disarankan menggunakan transportasi ini karena ribet untuk mobilitasnya. Perjalanan ini hanya untuk berkelompok kecil, sendiri, berpasan...