Start the day with love
Filled the day with loveEnd the with love..
Itulah motto hidup Aleea, dia selalu percaya hal apapun yg diawali dengan semangat dan cinta pasti hasil akhirnya akan bahagia. Begitu menurutnya, walau terkadang motto hidupnya itu tidak selalu benar tapi ia tetap tidak mengindahkannya dan tetap menjadikannya pedoman sehari-harinya.
Minggu pagi itu tidak seperti biasanya, jam weeker putih bulat berdiameter 10cm yg ada disamping ranjang Aleea sudah berdering lebih dari 5 menit. Bunyinya cukup memekakan telinga jika saja Aleea tidak cepat-cepat mematikan weker tersebut. Aleea terlihat malas dan dengan lunglainya harus bangun dari tidurnya, mematikan alarmnya yang terus berbunyi, duduk termenung sembari mengumpulkan nyawanya yg masih tertinggal dialam mimpi, sembari mengingat-ngingat peristiwa apa yg terjadi padanya semalam.
***
Sachio, beraktifitas seperti biasanya seakan-akan tidak pernah terjadi hal yang aneh tadi malam. Iya, mencium wanita yang dia sukai sejak di bangku kuliah memang bukan hal yang aneh. Terlebih lagi, mereka sudah sama-sama dewasa dan bagi Sachio hal tersebut wajar sebagai ungkapan cinta kepada wanita yang baru memberikan jawaban atas pernyataan cinta yang ia ajukan sejak sebulan lalu.Tapi Sachio dengan sifat risk taker yang dia miliki, setelah dia menunggu dengan sangat antusias jawaban Aleea sampai dia bosan menanti dengan semangat yg naik turun dan akhirnya jawaban Aleea muncul juga. Teringat jelas di rekaman memorinya, "Sach, aku rasa sudah saatnya aku menjawab pertanyaan kamu. Yes, i will try to enter the new life with you". Sachio berdiri dengan tegak dihadapan Aleea, mengembangkan senyumnya. Mereka kini bertatapan, kedua matanya bertemu setelah Aleea akhirnya memberikan kepastian. Tanpa ragu setelah Aleea selesai berbicara, Sachio memeluk erat tubuh Aleea. Sebuah pelukan yang menandakan kebahagiaan. Aleea sendiri malah terlihat kikuk dengan sikap Sachio, dirinya tidak terbiasa merasa disayangi seperti saat ini.
Comments
Post a Comment